Sejarah Lahirnya Naziisme di Jerman, Fasisme Italia dan Militerisme Jepang

Periode antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah masa yang penuh perubahan di Eropa. Di sisi lain, di Asia, negara seperti Jepang juga mengalami perubahan yang signifikan. Namun, ada tiga kekuatan besar di dunia yang menonjol pada saat itu, yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.

Naziisme di Jerman

Jerman mengalami krisis ekonomi yang parah setelah Perang Dunia I. Inflasi sangat tinggi dan banyak orang kehilangan pekerjaan. Pada saat itulah, Adolf Hitler mulai muncul di panggung politik sebagai pemimpin Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman (NSDAP).

Pada awalnya, NSDAP tidak memiliki dukungan yang kuat. Namun, Hitler berhasil memperluas basis dukungan dengan mengadopsi ideologi nasionalis dan anti-Semit. Pada tahun 1933, Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman dan mulai mengembangkan negaranya menjadi kekuatan militer yang kuat.

Hitler memperluas wilayah Jerman dengan mengambil alih Austria dan Czechoslovakia. Namun, serangan terbesarnya adalah pada 1 September 1939, ketika Jerman menyerang Polandia dan memicu pecahnya Perang Dunia II. Perang berlangsung selama enam tahun dan berakhir dengan kekalahan Jerman pada tahun 1945.

Fasisme Italia

Benito Mussolini memimpin Partai Fasis Nasional dan menjadi Perdana Menteri Italia pada tahun 1922. Seperti Hitler, Mussolini ingin memperkuat negaranya dan memperluas pengaruhnya di dunia.

Mussolini memperkenalkan undang-undang rasial yang diskriminatif dan menyerang Etiopia pada tahun 1935. Italia mendukung Jerman selama Perang Dunia II, tetapi pada tahun 1943, Mussolini digulingkan dan ditangkap oleh pihak sekutu. Ia dieksekusi pada tahun 1945.

Militerisme Jepang

Jepang juga mengalami krisis ekonomi dan politik setelah Perang Dunia I. Pemerintah Jepang merasa bahwa satu-satunya cara untuk memperbaiki situasi tersebut adalah dengan memperluas wilayahnya dan mengambil alih sumber daya di Asia.

Jepang menyerang China pada tahun 1937 dan kemudian menyerang Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Serangan ini memicu masuknya Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia II. Jepang menyerah pada tahun 1945 setelah bom atom dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki.

Kesimpulan

Naziisme di Jerman, fasisme Italia, dan militerisme Jepang merupakan tiga kekuatan besar yang menonjol pada periode antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Ketiga kekuatan tersebut ingin memperkuat negaranya dan memperluas pengaruhnya di dunia. Namun, tindakan mereka memicu pecahnya Perang Dunia II dan berakhir dengan kekalahan mereka masing-masing.