KHITBAH, Langkah Awal Untuk Membangun Rumah Tangga

Sahabat Bilal melamar
seorang wanita Quraisy (suku terhormat) untuk dinikahkan dengan saudaranya. Ia
berkata kepada keluarga wanita Quraisy,” Kalian telah mengetahui keberadaan
kami. Dahulu kami adalah hamba sahaya, lalu kami dimerdekakan Allah SWT. Kami
dahulu adalah orang-orang tersesat, lalu kami diberi hidayah oleh Allah SWT.
Kami dulunya fakir, lalu kami dijadikan kaya oleh-Nya. Kini, kami ingin melamar
wanita Fulanah ini untuk dijodohkan dengan saudaraku. Jika kalian menerimanya,
maka Alhamdulillah (segala puji bagi Allah). Dan bila kalian menolak, maka
Allahu Akbar (Allah Maha Besar).”

Anggota keluarga wanita
itu tampak saling memandang satu dengan yang lainnya. Mereka lalu berkata,”
Bilal termasuk orang yang kita kenal kepeloporannya, kepahlawanan, dan
kedudukannya di sisi Rasulullah SAW. Maka, nikahkanlah saudaranya dengan putri
kita.” 



Mereka lalu menikahkan saudara Bilal dengan wanita Quraisy tersebut.
Usai itu, saudara bilal berkata kepada bilal,” Mudah-mudahan Allah SWT
mengampuni. 



Apa engkau menuturkan kepeloporan dan kepahlawanan kami bersama
dengan Rasulullah, sedang engkau tidak menuturkan hal-hal selain itu?” Bilal
menjawab,” Diamlah saudaraku, kamu jujur, dan kejujuran itulah yang menjadikan
kamu menikah dengannya”.(Al-Mustathraf, I:356).


Tidak mudah memang
mengambil langkah besar melamar seorang wanita. Di mana pun lelaki biasanya
merasa deg-degan untuk memulainya. 



Ada perasaan takut ditolak serta harapan
untuk diterima membuat langkah jadi maju-mundur. Tapi, memang harus ada
keberanian untuk mencoba agar jelas dan tak mati penasaran dibuatnya.


Dalam Islam, khitbah
memang bukan salah satu syarat sahnya pernikahan, bukan pula sebagai salah satu
rukun pernikahan. Namun, khitbah memiliki andil besar dalam upaya melanggengkan
kehidupan rumah tangga. 



Salah satunya adalah dalam permasalahan nazhar, yang
merupakan salah satu bagian dari pernak-pernik khitbah. Rasulullah SAW
bersabda,”Lihatlah ia lebih dahulu. Sebab, hal itu akan melanggengkan (cinta dan
kasih sayang) antara kalian berdua”. (HR. Tirmidzi)………

(bersambung),,,,,